Wednesday, February 26, 2014

Sementara



Dekomposisi
Dekonstruksi
Aku lihat tubuhnya terkulai
Membisu, wajahnya keriput pucat
Sendirian diselimuti kain
Matanya tertutup, tubuhnya kurus, sendirian bersama selimut

Aku terbang menembus atap rumahnya
Melayang bersama Izroil
Badannya besar, sayapnya hitam terbang mengangkatku tersamar oleh malam
"Mengapa kau jemput aku?"
"Aku tidak akan mencederai janji!"
Suaranya bergemuruh seperti gunung runtuh
Aku diam takut
Berdua terbang menembus bimasakti
Mulutku sudah tidak berfungsi untuk berdoa
Telingaku mulai tuli
Mataku tidak berhak mengeluarkan air mata
Gelap
Aku hilang dari bumi

"Kamu tau ini dimana?"
Aku terbangun, kembali berfungsi seperti manusia
Ada istana di depan
Aku berjalan di ubin batu yang indah menuju pintunya
Berdua bersama kakek -kakek berambut putih
"Aku ajak kamu lihat-lihat sebentar tidak apa?"
Dia bertanya seolah aku bisa menolak
Sungai mengalir tenang disebelah jalanan ini
"Jangan kau sentuh yang melayang, lihat yang berenang saja"
Dahiku mengernyit, lidahku terjepit
"Lihat gerbangnya, megah."
"Kamu belum siap kesana, rezekimu belum habis."

Seketika tanganku ditarik
Terbang mengitari langit, melewati bintang, aku menjadi cahaya
Rekomposisi
Rekonstruksi
Aku kembali diatas tubuhnya
Dia sekarang bersama putranya
Istrinya menangis
Aku kembali ketubuhnya
Menyatu
Siuman
....."Ayah?"

No comments:

Post a Comment