Sempurna
Aku berlari. Kata Rio tokonya ada diujung
sana. Cukup mahal tapi sesuai dengan kualitasnya. Benar juga, ini dia toko
bunga legendaris itu. Konon setiap pria yang membeli rangkaian bunga di toko
ini akan berhasil memikat wanita pujaannya. Contohnya teman - temanku. Tono,
Toni, Totti, semuanya berhasil melalui kencannya dengan baik. Apalagi Rio,
wanita yang dia berikan bunga dari toko itu sudah menjadi pacarnya. Makannya
aku percaya ini akan sangat membantu. Aku beli rangkaian bunga paling mahal.
seratus dua puluh tiga ribu lima ratus rupiah. Rangkaiannya terlihat mempesona.
Aku yang pria normal dan sama sekali tidak tertarik perihal bunga saja merasa
tertegun melihat rangkaiannya. Aku bawa rangkaian bunga itu dengan hati-hati.
Aku tidak begitu mengerti ada bunga apa saja disitu. Hanya bunga mawar yang aku
tau diantara macam-macam bunga di dalamnya. Setelah itu aku menuju rumah
Leilani. Teman aku dan Rio. Kata Rio Leilani akan sangat membantu dalam hal mix and match pakaian. Kesan pertama
sangat penting dalam sebuah kencan. Banyak yang aku pelajari dari Rio. Dia
memang paling ahli dalam hal percintaan. Mobilku pacu cepat sampai rumah
Leilani. Begitu sampai, tidak perlu buang waktu Leilani mengajakku masuk ke
rumah. Dia mengeluarkan kostum-kostum dari lemari kakaknya. Untung kakaknya
laki-laki. Kemeja-kemaja, kaos, celana panjang yang terlihat sangat masa kini
dijejer di kasur. Aku tidak mengerti sama sekali soal fashion. Aku patuh saja
saat Leilani memberi mandat gonta-ganti baju, berputar di depan kaca, dan mencoba
sedikit berjalan. Semua kostum yang aku pakai disponsori langsung dari kakak
Leilani. Dari baju, celana, ikat pinggang, sepatu, sampai kaus kaki semua hasil
rancangan desainer pribadaku saat ini, Leilani. Hahaha. Aku merasa lebih masa
kini. Aku seperti anak muda keren yang ada di televisi. Makannya aku percaya
diri. Aku berjalan mantap berangkat dari rumah Leilani.
Sekarang aku harus segera ke cafe untuk
reservasi tempat. Cafe yang mempunyai view yang cukup indah di wilayah
perkotaan. Paling penting disana terdapat home band yang selalu membawa suasan
romantis. Begitulah kata Rio. Ya, ini lagi-lagi memang saran Rio. Dia paling
ahli dalam hal ini. Aku perlu banyak belajar.
Beruntung. cafe tidak ramai. Aku memilih duduk
di beranda cafe. Tempatnya bagus. Aku yakin ini sudah hampir sempurna. Sekarang
tinggal menunggu Rio datang. Katanya ingin memastikan aku melakukan semuanya
sesuai petunjuknya. Dia hampir seperti nabi bagiku hari ini.
Rio datang, Kami berpelukan saling memberi
semangat.
"Bunga sudah, baju oke, celana kece,
sepatu keren, badan harum, oh, rambut... sebentar.." Rio memberi sentuhan
terakhir di rambutku. Sedikit sisiran ala penata rambut.
"Nah, sudah sempurna."
"Terimakasih Rio. Tinggal satu lagi aku
perlu bantuanmu. Aku belum menentukan wanita yang aku ajak kesini. Ada rekomendasi?"
No comments:
Post a Comment